Tindak Pidana penganiayaan yang dilakukan oleh anak marak terjadi di
masyarakat yang dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satunya ditemukan
dalam purtusan pengadilan negeri bekasi No.15/Pid.Sus-Anak/2024/Pn.Bks. Peneliti
ingin mengetahui fakta fakta yang terungkap dalam persidangan dan penerapan sanksi
pidana terhadap pelaku anak.
Penelitian ini dilakukan secara deskriptif untuk memberikan deskripsi atau
Gambaran secara sistematis, pada penelitian ini juga digunakan metode analisis
yuridis-kualitatif yang meliputi isi dan struktur hukum positif di Indonesia dengan
menggunakan sumber data sekunder yang berisi bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder, dan bahan hukum tersier. Dalam penelitian ini digunakan dua metode
pendekatan yaitu metode pendekatan perundang undangan (statute approach) dan
pendekatan kasus (cases approach), serta Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan melalui studi dokumen (study of document).
Hasil penelitian ini, 1).Fakta-Fakta yang Terungkap di Persidangan: Dalam
persidangan perkara No. 15/Pid.Sus-Anak/2024/PN.Bks, terungkap bahwa anak
sebagai pelaku telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana
sebagaimana didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum. Fakta-fakta tersebut diperoleh
dari keterangan saksi-saksi yang memberikan kesaksian secara langsung di bawah
sumpah, barang bukti berupa alat dan hasil kejahatan, visum et repertum yang
memperkuat adanya unsur kekerasan, serta keterangan terdakwa anak yang sesuai
dengan bukti lainnya. 2).Penerapan Sanksi Pidana terhadap Anak: Dalam putusan
tersebut, majelis hakim menerapkan sanksi pidana percobaan selama 1 (satu) bulan,
yang berarti pelaksanaan pidana tidak dijalankan kecuali jika anak melakukan tindak
pidana lain dalam masa tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa hakim lebih
mengedepankan aspek pembinaan dan kesempatan kedua bagi anak untuk
memperbaiki diri.