Perkembangan teknologi informasi telah mendorong perubahan dalam
sistem perdagangan, khususnya melalui transaksi elektronik (e-commerce). Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, terdapat permasalahan serius yang
kerap dialami konsumen, seperti ketidaksesuaian barang yang diterima dengan
apa yang ditampilkan dalam iklan online. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
perlindungan hukum terhadap konsumen yang mengalami kerugian akibat
pembelian barang via online yang tidak sesuai dengan pesanan, serta meninjau
hak dan kewajiban konsumen menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Metode yang digunakan adalah yuridis normatif dengan pendekatan
perundang-undangan dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dalam praktik jual beli online, konsumen memiliki hak atas informasi yang benar, hak untuk mendapatkan barang sesuai kesepakatan, serta hak untuk memperoleh
ganti rugi apabila terjadi wanprestasi oleh pelaku usaha. Sementara itu, pelaku
usaha memiliki kewajiban memberikan informasi yang jujur dan bertanggung
jawab atas produk yang ditawarkan. Kesimpulannya, perlindungan hukum terhadap konsumen dalam
transaksi online telah diatur secara normatif dalam UUPK dan UU ITE, namun
implementasinya masih memerlukan pengawasan dan penegakan hukum yang
lebih tegas. Perlu adanya sinergi antara konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah
untuk mewujudkan perlindungan konsumen yang efektif di era digital.