Putusan majelis hakim menjatuhkan putusan N.O atau tidak dapat diterima dikarenakan adanya cacat formil dalam muatan gugatan penggugat. Penulis meneliti putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 06/PDT.G/2020/PN. Jkt.Pst. tentang Niet Ontvankelijk Verklaard dalam perkara antara PT. Silitone Solution Indonesia dengan PT. China Telecom Indonesia dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis pertimbangan hukum hakim terhadap putusan N.O dalam putusan PN Jakarta Pusat Nomor 06/PDT.G/2020/PN. Jkt. Pst serta mengetahui akibat hukum dalam putusan PN Jakarta Pusat Nomor 06/PDT.G/2020/PN. Jkt.Pst.
Untuk mencapai tujuan diatas, penulis melakukan penelitian deskritif sistematis yaitu menganalisis dan menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat tentang putusan N.O dalam perkara antara PT. Silitone Solution Indonesia dengan PT. China Telecom Indonesia. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian yuridis normatif, dengan metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan dengan pendekatan kasus. Data diperoleh melalui studi dokumen atau studi kepustakaan dan dianalisis dengan menggunakan metode normatif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa putusan Majelis Hakim PN Jakarta Pusat memutus gugatan pihak tergugat tidak dapat diterima karena disebabkan gugatan penggugat premature. Majelis hakim dengan ini memutus dengan putusan N.O. Berdasarkan hal tersebut gugatan yang tidak dapat diterima atau N.O pada perkara tersebut didasari adanya obscuur libel pada gugatan dimana objek gugatan kabur atau gugatan premature. Penulis berpendapat sesuai dengan Putusan yang dijatuhi oleh Majelis Hakim PN Jakarta Pusat