Tindak pidana pada saat ini sangat beragam motifnya seperti kekerasan fisik atau penganiayaan, kekerasan terhadap psikis, dan masih banyak lagi motif tindak pidana yang lainnya. Tindak pidana dapat dikatakan sebagai bentuk tingkah laku seseorang yang melanggar ketentuan-ketentuan hukum dan norma-norma hukum yang berlaku di dalam masyarakat. Belakangan ini tindak pidana bisa terjadi terhadap setiap kalangan baik dewasa maupun anak-anak, terlebih terhadap anak-anak sangat riskan karena anak merupakan generasi penerus bangsa yang membutuhkan perlindungan hukum khusus yang berbeda dari orang dewasa, dikarenakan alasan fisik dan mental anak yang belum dewasa dan matang. Permasalahan yang dibahas adalah Pembuktian Kesalahan Sebagai Dasar Pertanggungjawaban Pidana Bagi Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Yang Diatur Pasal 365 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Penerapan Pasal 365 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Terhadap Perbuatan Anak Sebagai Pelaku, Dayaguna Penjatuhan Pidana Berdasarkan Pasal 365 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif. Metode pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan Pendekatan Kasus (Case Approach).
Penerapan hukumnya telah sesuai dengan ketentuan pidana materil dan syarat dapat dipindananya terdakwa hal ini berdasarkan fakta-fakta dan barang bukti yang terungkap dipersidangan namun karena anak masih dibawah umur maka hakim mempertimbangkan dalam Pasal 60 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Dayaguna penjatuhan pidana agar seorang anak tidak melakukan hal-hal yang berkaitan dengan tindak pidana dan juga agar timbulnya rasa jera terhadap anak yang telah melakukan tindak pidana namun hakim juga mempertimbangkan pada UU No. 11 Tahun 2012 tentang system peradilan anak.